Senin, 11 Mei 2009

HUBUNGAN KADAR SITOKIN INTERLEUKIN-10 DAN

Pada proses inflamasi akut, terjadi mekanisme patobiologi yang rumit dengan pengerahan organ dan sistem imun seluler dan humoral, dan secara empiris terbukti bahwa selain perubahan pada endotel/pembuluh darah, besar peranan dua kelompok protein (sitokin): kelompok sitokin yang menimbulkan dan menggalakkankeradangan, disebut sitokin proinflamasi yang dimotori oleh sitokin tumor necrosis factor- alfa ( TNF-a ), dan pada pihak lain adanya substansi/kelompok sitokin yang meredam proses radang yang disebut sitokin anti-inflamasi yang diperankan terutama oleh sitokin interleukin (IL)-10Peranan sitokin dalampertrumbuhan, diferesiensi dan survival dari neuron merupakan tema penting akhir-akhir ini terutama dalam kaitannya dengan kerusakan jaringan otak akibat trauma atau iskemi. Beberapa sitokin dapat memicu pertumbuhan awal survival dari neuron (IL-6 dan IL-10), beberapa lagi dapat bersifat neurotoksik (IL-1,IFN-ƒ×, TNF-ƒÑ) dan sebagian lagi dapat berfungsi untuk keduanya, tergantung dari kosentrasinya (IL-1,IL-3 dan TNF- a).Misalnya ,pada kosentrai rendah IL-1 dan TNF-ƒÐƒÑ bersifat neuroprotektif dengan meningkatkan pelepasan nerve growth factor (NGF), tetepi pada kosentrasi tinggi keduanya bersifat neuroksik (Rohtwell and Hopkins, 1995). IL-6 dan IL-10 memicu pertumbuhan diferensiasi neuron, jadi berperan dalam regenarasi dan neuroproteksi dengan jalan meningkatkan produksi NGF (Kossmann et al,1996 Marz et al,1999, Otten et al, 2000)Pada tahap dini masa akut strok iskemi, telah terbukti adanya peningkatan produksi dan dilepaskannya sitoksin proinflamasi (TNF-alfa, dll) dan disusul sitoksin antiinflamasi (IL-10 ,dan lain-lain) dari sel lekosit, makrofag dan sumber lainnya kedalam darah dan likuor sampai beberapa (5-7) hari setelah awal timbulnya (onset) gejala pertama strok akut. Interaksi komponen-komponen proinflamasi dan antiinflamasi telah diakui mempengaruhi perjalanan dan derajat klinis penyakit (morbiditas) hingga keaddan luaran (out come) peserta.Pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Kadar Sitokin Darah dan Likuor (secara Enzyme Linked Immumo Sorbent Assay/ELISA)1. Tehnik pengambilan contoh darah dan likuorSegera setelah pendrita tiba, dan sebelum pemasangan infus, pada waktu pungsi vena diambil contoh darah vena 10 ml menurut cara protokol yang baku untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang perlu untuk penederita strok (Hb, eritrosit,lekosit,trombosit,hitung jenis,laju endapdarah (LED),hematokrit (Hm/Ht),guladarah sewaktu (GDS) ( bila lebih dari batas normal, diulangi dengan pemeriksaan gual darah puasa-GDP, dan gula darah 2 jam sesudah makan,GD 2 jam PP dan atau kadar gluko-Hb,Hb A1C), kolestrol total .HDL-cholesterol,LDL-cholestrol, trigliserida, asam urat,tes faal ginjal :kreatinin (bila perlu+ ureum), tes faal hati: SGOT,SGPT,dan bila perlu:pemeriksaan elektrolit (Na+,K+ ,Cl) dan analisis gas darah (PaO 2 PaCO 2 PH darah) ,osmolitas darahdan fraksi protein darah ( protein total,albumin,globulin). Sejumlah 2ml dari sampel darah tersebut diisap kedalam tabung 3 ml khusus tanpa pengawet untuk pemeriksaan kadar sitokin IL-10 dan TNF-ƒÑ dengan tehnik pemeriksaan ELISA.1.1. Dual ml darah diisi ke dalam tabung dengan pengawet EDTA,dan 2 tetes darah diteteskan di kertas saring, untuk pemeriksaan genetik dengan teknik PCR1.2. Cairan likuor diambil dengan cara pungsi lumbal dengan jarum spinal 18-20 gauge di daerah interspinal L3-L4 atau L4-L5 secara steril dan lege artis pada penderita yang berbaring di sisi, sebanyak 2 ml dan ditampung dalam tabung (Evendorf)tertutup yang bersih, kering dan steril.Ke-3 contoh darah dan likuor tersebut diberi label dengan kode identitas sampel, lalu diperiksa di Laboratorium Bioteknologi UNHAS untuk pemeriksaan imunologis (ELISA) ,kadar IL-10 dan TNF-alfa dalam serum darah dan likuor, dan pemeriksaan genetik (PCR) sesuai prosedur baku laboratorium Eijkman/Laboratorium Bioteknologi.Hasil penelitian tahap pertama ini menunjukkan bahwa Sitokin (Cytokine) merupakan protein yang dihasilkan oleh sel-sel imun alami (innate immunity) dan adaptif (adaptif immunity) sebagai jawaban terhadap invasi mikroba , infeksi ,peradangan,trauma,kanker atau aktifitas metabolisme . Dengan demikian, sitokin berperan dalam berbagai fungsi biologis yang penting seperti pertumbuhan dan diferensiasi sel, respon imun dan peradangan, serta berbagai aktifitas metabolisme. Dalam menjalankan fungsinya ,sitokin dapat masuk ke dalam sirkulasi dan mempengaruhi jaringan yang jauh dari tempat dihasilkannya ¡Vfungsi endokrin, atau bekerja secara lokal, untuk mempengaruhi jaringan disekitarnya ¡Vfungsi parakrin, maupun pada sel yang sama-fungsi otokrin.
Kata kunci:kadar sitokin,Interleukin-10, tumor necrosis,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar